Login via

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar novel Chapter 145

Bab 145

“Hah?” Bibi Juni tidak mengerti.

Tracy menjelaskan di samping telinganya, dia terus menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di rumah sakit anak swasta, Lily sudah meminta asistennya menunggu di depan pintu.

Bibi Juni menggendong Carla ke sana, Tracy menjinjing tasnya dan mengikuti dari belakang.

“Ada apa?”

Melihat anak itu tampak lesu dan lemas, Lily segera menanyakan kondisinya.

men:

Setelah Tracy menjelaskan gejalanya, dia menambahkan: “Anak ini adalah cucu Bibi Juni. Putri dan menantunya bekerja di luar kota. Tidak mudah baginya merawat anak seorang diri. Kami bertetangga, dia meminta bantuanku. Aku menemani dia ke rumah sakit anak. Di sana orangnya terlalu banyak, kita sudah menunggu lama tetapi tidak ada kabar, jadi aku teringat kamu…”

“Tidak apa-apa, kita obati anak ini dulu.”

Lily sendiri yang memeriksa dan mengobati Carla, tidak perlu mengurus berbagai macam prosedur administrasi.

Tidak heran disebut dokter khusus Keluarga Daniel, keahlian medis Lily sangat hebat, dengan cepat langsung menemukan penyebabnya serta membukakan resep.

“Ini influenza. Cukup minum sedikit obat, istirahat dengan baik beberapa hari, maka akan sembuh.”

Lily membuka beberapa resep dan memberikan pada Tracy, “Nona Tracy, kebetulan kamu datang. Luka di leher dan bahumu sekalian saya pbati.”

“Baik, terima kasih.” Tracy memberi kode kepada Bibi Juni.

Bibi Juni buru-buru menggendong Carla dan berkata: “Dokter Lily, terima kasih. Saya antar cucu saya pulang istirahat dulu.”

“Sama-sama, saya minta orang antarkan kalian pulang.” Dokter Lily tidak terlalu peduli.

“Tidak perlu, tidak perlu. Saya panggil mobil sendiri saja, terima kasih.” Bibi Juni cepat-cepat menggendong Carla pergi.

Di saat ini, kondisi Carla sudah jauh membaik. Dia berteriak dengan setengah sadar: “Mami, mami…”

“Carla, Mami akan segera pulang. Kita pulang dulu.” Bibi Juni membujuknya.

Tracy melihat mereka pergi.

“Nona Tracy, sebelah sini.” Teriak Lily.

“Ya.” Tracy berjalan masuk.

Lily membalut ulang lukanya, membukakan beberapa resep dan mengatakan beberapa hal yang harus diperhatikan, juga mengatakan akan mengantarnya pulang dengan mobil.

Tracy menolak berkali-kali, segera pergi dengan terburu-buru.

Setelah keluar dari rumah sakit, Bibi Juni menggendong Carla dan menunggu Tracy di tepi jalan, mereka naik mobil dan pergi dengan cepat.

Tidak jauh, Lily melihat hal itu, merasa sangat bingung. Dia merasa malam ini Tracy agak aneh…

Namun, coba berpikir dari sisi lain, jika sungguh ada rahasia yang tidak boleh diberitahukan pada orang lain, Tracy juga tidak akan mencarinya.

Lily tidak berpikir banyak, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sesampainya di rumah, Tracy dan Bibi Juni sibuk menyuapi obat untuk Carla dan membujuknya tidur. Sudah pukul 3.30 subuh.

Bibi Juni tampak kelelahan, ia juga harus memasak untuk Tracy nanti. Tracy membujuknya untuk tidur lebih awal dan ia yang akan menjaga Carla.

Pukul 5 subuh akhirnya demam Carla mereda.

Tracy tertidur di sisi Carla, tertidur hingga pukul 6.30.

Mendengar aktifitas di luar, Tracy buru-buru bangun: “Gawat, gawat, terlambat lagi.”

“Nona, semalam kamu baru tidur 1 jam, aku saja tidak toga membangunkanmu…”

Bibi Juni sedang menyiapkan sarapan untuk anak-anak.

“Bibi harus bangunkan aku, aku harus berangkat kerja.”

Setelah menggosok gigi, Tracy membilas wajahnya secara asal, lalu keluar.

“Mami, sarapan.” Carles mengejar keluar dan membawakan bakpao dan susu kacang.

“Terima kasih, Carles.” Tracy mengambil sarapannya, lalu masuk ke lift tanpa berbalik, “Yang patuh, ya.”

“Aku tahu.” Carles menjawabnya.

“Carlos, Carles, kalian cepat sarapan. Nanti Nenek antar kalian naik bus sekolah, Nenek masih harus kembali menjaga Carla. Hari ini, Carla izin tidak masuk TK, kalian harus baik-baik ya di

sekolah.”

“Baik, Nenek…”

Tracy berlari sepanjang jalan, saat bersiap ke stasiun untuk naik MRT, sebuah mobil Lamborghini biru tiba-tiba melaju cepat ke arahnya.

Saat Tracy sedang kebingungan, atap mobil Lamborghini itu terbuka, sebuah senyum yang tampan muncul di depan matanya: “Sayang, aku antar kamu kerja, ayo naik ke mobil!”

Comments

The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar