Login via

Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar novel Chapter 267

Bab 267

“Ok, ok, seinuanya patuh ya, cuci tangan dulu, baru makan di meja.”

Ketika Tracy sudah pulang, Bibi Juni merasa jauh lebih santai.

Anak–anak discrahkan kepadanya dan sarapan yang dia bawa disajikan ke piring dan diletakkan di atas meja makan.

Ditambah dengan bakpau dan sup jagung buatan Bibi Juni, sarapan yang hangat dan lezat sudah lengkap.

Mereka sekeluarga duduk mengelilingi meja makan dan dengan senang menyantap sarapan.

Tracy berjanji untuk menemani mereka ke taman hiburan sore ini, dengan syarat mereka harus membantu Bibi Juni mencuci piring dan membersihkan dapur.

Anak–anak mengangkat tangan mereka dengan antusias sebagai tanda setuju.

Ketika melihat raut gembira anak–anak, Bibi Juni tersenyum lega.

Pada saat yang bersamaan, ia melihat Tracy pulang dengan pakaian baru, dia merasa sedikit khawatir.

Setelah sarapan, anak–anak membantu membersihkan dapur dan Bibi Juni mengambil kesempatan untuk menarik Tracy ke kamar dan berbisik, “Nona, apa kamu sudah punya pacar?”

“Iya.” Tracy tidak ingin berbohong padanya.

“Siapa dia? Apa aku mengenalnya?” Bibi Juni bertanya.

“Bibi uidak mengenalnya.” Tracy berkata dengan santai, “Sekarang baru tahap awal dari hubungan dan belum stabil, jadi aku tidak membawanya ke sini. Tapi bibi tenang saja, aku sudah dewasa dan tidak akan ceroboh seperti saat masih muda. Aku sudah tahu batasan.”

“Baiklah..” Meskipun Bibi Juni masih sedikit khawatir, tapi dia tidak banyak bicara dan hanya menaschatinya, “Hati–hati di luar sana, jangan sampai ditindas.”

“Baiklah, tenang saja.”

Pada sore hari, Tracy dan Bibi Juni membawa anak–anak ke taman hiburan bersar

Karena ketiga anaknya masih kecil dan hanya bisa memainkan beberapa permainan sederhana, jadi tidak begitu melelahkan bagi orang dewasa untuk menemani mereka.

Hanya saja, akhir–akhir ini kesehatan Bibi Juni tampaknya tidak terlalu baik, setelah berjalan beberapa langkah, dia kelelahan, napasnya terengah–engah dan punggungnya sakit.

Tracy berpikir bahwa akhir–akhir ini mungkin dia terlalu lelah, lalu dia merasa sangat bersalah. Pada saat anak–anak sedang istirahat, dia berdiskusi dengan Bibi Juni tentang mempekerjakan pekerja paruh waktu.

Bibi fui dengan tegas menolak dan bilang bahwa mempekerjakan pekerja paruh waktu akan menghabiskan banyak uang dan juga ada orang asing di rumah, membuatnya selalu merasa tilak

nan.

Tracy ingin meyakinkannya, tapi tiba–tiba terdengar suara Carla: “Christian!”

Tracy tanpa sadar menoleh ke belakang. Tidak jauhi, Veronica, ibu Stanley dan beberapa pengawal sedang duduk di komidi putar bersama Christian.

Demi membuat Cliristian bahagia, Veronica memblokir seluruh komidi putar dan meminta pengawal untuk mcmbcrikan uang kepada orang–orang yang mengantrc, agar mereka bermain di tempat lain.

Tapi wajah Christian masih datar, cemberut, dan tampak tidak senang.

Hingga saat melihat Carla.

“Carla!”

Christian sangat bersemangat dan segera melompat dari komidi putar, tapi malah tidak sengaja terjatuh.

Lagipula komidi putar masih berputar dan dia hampir tergulung.

“Ya ampun, Christian –––

Veronica berteriak panik

Kedua pengawal itu bergegas dan tepat waktu menyelamatkan Christian.

Veronica bergegas memeluk cucunya dan genctar karena ketakutan: “Christian, kamu menakuti nenck. Kenapa kamu melompat turun ketika sedang bermain? Apa kamu tahu bahwa ini sangat berbahaya.”

“Aku melihat teman kelasku!

Christian benar–benar mengabaikan luka di lututnya dan mendorong nencknya menjauh, lalu berlari ke arah Carla.

Tracy tidak ingin memiliki konflik lagi dengan keluarga Stanley dan buru–buru menarik Carla pergi.

Tapi, anak itu sudah berlari meraih tangan Carla dan berkata dengan penuh semangat, “Carla, lama tidak bertemu, apa kamu baik–baik saja?!”

“Aku baik–baik saja, bagaimana denganmu?”

Dunia anak–anak begitu polos, Carla sangat senang begitu melihat Christian,

Melihat luka di lututnya, dia juga bertanya dengan cemas, “Lututmu terluka, apa sakiti

“Tidak sakit, karena bisa melihatmu, jadi tidak sakit, Christian tersenyum senang.

“Aku punya plester untukmu.”

Carla mengeluarkan plester dengan logo kartun dari sakunya dan menyeralikannya kepada Christian.

“Terima kasih!” Christian hendak mengambilnya, tapi sebuah tangan besar menjatuhkan plester

itu.

Comments

The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar